Bismillahirohmanirrohim,
“Sesungguhnya
Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai
semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan
kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia”[1].
sebagaimana
dalam firman-Nya:
{هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ
لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}
“Dialah yang bershalawat kepadamu
(wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya
Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah
Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS al-Ahzaab:43)[7].
Sesungguhnya
orang yang menunjuki kebaikan, sama (pahalanya) dengan orang yang melakukan
itu (hasan sahih)
Seorang yang
faqih itu lebih berat bagi setan daripada seribu orang ahli ibadah. (gharib –
dhaif)
Barangsiapa
yang di kehendaki Allah kebaikan padanya, niscaya Dia memahamkannya dalam agama
(hasan sahih)
Barangsiapa
yang sengaja berbohong atas namaku maka hendaklah mempersiapkan tempat duduknya
di neraka. (sahih – mutawatir)
Barangsiapa
berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga. (hasan)
Barang siapa
yang belajar ilmu maka itu adalah kafarat bagi apa yang pernah lalu
(dhaif)
Barangsiapa
ditanya tentang suatu ilmu yang dia ketahui kemudian dia menyembunyikannya,
maka dia akan dicambuk pada hari kiamat dengan cambuk dari neraka (hasan)
Barangsiapa
belajar Ilmu untuk selain Allah atau menginginkan selain Allah, maka hendaklah
dia menempati tempat duduknya (kelak) di neraka (hasan)
Kalimat
hikmah adalah barang seorang mukmin yang hilang, maka dimana saja ia
menemukannya ia lebih berhak untuk mengambilnya (gharib – dhoif)
Barangsiapa
menghidupkan sunnahku, berarti dia mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku,
maka dia akan bersamaku di surga (hasan gharib)
Barangsiapa
menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh
atau untuk mengalihkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam neraka (dhaif)
Sesungguhnya
Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya langsung dari manusia, akan
tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga ketika Dia tidak
meninggalkan seorang alim (di muka bumi) maka manusia menjadikan orang-orang
jahil sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, maka mereka memberikan fatwa tanpa
ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. (sahih)
Allah
memperindah seseorang yang mendengar perkataanku, dia memahaminya, menghafalnya
dan menyampaikannya, bisa jadi orang yang mengusung fiqih menyampaikan kepada
orang yang lebih faqih darinya. Dan tiga perkara yang mana hati seorang muslim
tidak akan dengki terhadapnya; mengikhlaskan amalan karena Allah, saling
menasehati terhadap para pemimpin kaum muslimin, berpegang teguh terhadap
jama’ah mereka, sesungguhnya da’wah meliputi dari belakang mereka.”
(sahih)
Barangsiapa
menyeru kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa yang
menyeru kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun“. ( hasan
shahih)
Barangsiapa
mensunnahkan sunnah kebaikan, lalu dia diikuti atasnya, maka dia mendapatkan
pahalanya dan seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala
mereka sedikit pun, dan barangsiapa mensunnahkan sunnah kejelekan, lalu dia
diikuti atasnya, maka dia mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun (hasan sahih)
Keutamaan
seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling
rendah di antara kalian, kemudian beliau
melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit
dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan
mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (gharib –
sahih)
Aku
wasiatkan kepada kalian untuk (selalu) bertaqwa kepada Allah, mendengar dan
ta’at meskipun terhadap seorang budak habasyi, sesungguhnya siapa saja diantara
kalian yang hidup akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka jauhilah
oleh kalian perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya hal itu
merupakan kesesatan. Barangsiapa diantara kalian yang menjumpai hal itu
hendaknya dia berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur
Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi
geraham.(sahih)
Orang yang
paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan
mengajarkannya (HR Bukhari)
“Barangsiapa
berbicara tentang Kitabullah ‘azza wajalla menggunakan pendapatnya, meskipun
benar maka ia telah salah.” (HR Abu Daud) – ada perawi yang tidak kuat
“Demi Allah,
sekiranya Allah memberi petunjuk kepada seorang laki-laki melalui perantaramu,
maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR Ibnu Majah, Abi Daud)
Dunia itu
terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada
Allah dan yang berhubungan dengannya, atau seorang yang ‘alim dan mengajarkan ilmunya.
(HR Ibnu Majah 4102)
“Barangsiapa
mempelajari suatu ilmu yang seharusnya karena Allah Azza Wa Jalla, namun ia
tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan sebagian dari dunia, maka ia
tidak akan mendapatkan baunya Surga pada Hari Kiamat. (HR Ahmad, Abi Daud, Ibn
Majah)
Perumpamaan
agama yang aku diutus Allah ‘azza wajalla dengannya, yaitu berupa petunjuk dan
ilmu ialah bagaikan hujan yang jatuh ke bumi. Diantaranya ada yang jatuh ke
tanah subur yang dapat menyerap air, maka tumbuhlah padang rumput yang subur.
Diantaranya pula ada yang jatuh ke tanah keras sehingga air tergenang
karenanya. Lalu air itu dimanfaatkan orang banyak untuk minum, menyiram kebun
dan beternak. Dan ada pula yang jatuh ke tanah tandus, tidak menggenangkan air
dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Seperti itulah perumpamaan orang
yang mempelajari agama Allah dan mengambil manfaat dari padanya, belajar dan
mengajarkan, dan perumpamaan orang yang tidak mau tahu dan tidak menerima
petunjuk Allah yang aku di utus dengannya.” HR Bukhari Muslim