Rabu, 26 Agustus 2020

Tradisi di Yaumul Asyura

Tidak ada komentar:

     Puasa Asyura’


         Dalam kitab irsyadul ibad syekh zainuddin al-Malibari menuliskan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Syaikhan (Bukhari dan Muslim). Dari Ibnu Abbas ra berkata pada saat Rasulullah datang ke Madinah beliau menemui orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari asyura’, Rasulullah berkata “hari apa ini ..?” Orang Yahudi menjawab ini hari yang baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Nabi Muhammad Saw bersabda:


فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوْسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِصِيَامِهِ


“Kita lebih benar dan lebih utama dari Musa dari kalian. Maka Musa puasa pada hari itu, dan memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk puasa”


Dalam hadits lain berbunyi:


انَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ


“Aisyah ra. berkata Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)


        Melihat beberapa keistimewaan dari puasa ayura’ di atas, sudah sepatutnya kita sebagai orang muslim yang beriman bisa melakukan apa yang sudah dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw , walapun secara hukum puasa tersebut termasuk kategori puasa sunnah. Bagaimana dengan puasa tasu’a? Tidak hanya puasa pada hari kesepuluh saja, alangkah baiknya jika diikuti dengan puasa pada hari sebelumya (tasu’a) hari kesembilan atau sesudahnya dihari kesebelas.


         Ibnu abbas berkata “Berpuasalah pada hari asyura’ dan berbedalah dengan orang yahudi. Berpuasalah sehari sebelum asyura’ dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad)


Dalam riwayat Imam Baihaqi disebutkan:


 صُوْمُوْا التَّاسِعُ وَالْعَاشِرُ وَلَا تُشَبِّهُوْا بِالْيَهُوْدِ


“Berpuasalah pada hari tasu’a dan asyura’ dan janganlah kalian semua menyerupai orang-orang yahudi.”


Doa Pada Malam Asyura’

          Doa merupakan wujud pengahambaan kita kepada Allah Swt. Dengan doa kita berarti membutuhkan pertolongan Dzat yang Maha Menolong. Namun sebaliknya kalau kita enggan berdoa maka kita termasuk orang yang menyombongkan diri. Dan doa merupakan saif (pedang) bagi orang yang beriman. Termasuk tradisi yang sudah dihidupkan oleh ulama ulama salaf yaitu menghidupkan malam asyura’ dengan dzikir dan doa.


       Barang siapa yang mengerjakan ibadah pada malam asyura’ , maka dia seakan-akan beribadah kepada Allah seperti beribadahnya semua mahluk yang berada di tujuh langit. Hal ini sebagai mana yang disebutkan dalam kitab I’anatu al-Tholibin. al-Allamah al-Dairobi dan Sayid Muhammad al-Amir menukil keterangan Imam al-Ajhuri yang mengatakan bahwa “Barang siapa yang pada malam atau hari asyura’ membaca wirid حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ  tujuh puluh kali Insya Allah sepanjang tahun akan di lindungi oleh allah dari musibah dan hal yang buruk.


Adapun doa pada malam asyura’ seperti berikut ini


بسم الله الرحمن الرحيم وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَمْ سُبْحَانَ الله مِلأَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَىَ الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الِّرضَى وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْ اللهِ إِلّاَ إِلَيْهِ. سُبْحَانَ الله عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَالِمَاتِهِ التَّامَّاتِ كُالِّهَا، أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ كُلِّهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَامَ الرَّاحِمِيْنَ، وَلاَ حَوْلَا وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ حَسْبِى وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمض الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ


Memberi Nafkah Yang Lebih Istimewa

Salah satu tradisi yang dilakukan oleh ulama salaf pada hari asyura’ yaitu memberi nafkah yang lebih kepada orang yang wajib diberi nafkah. Maksudnya bagi kepala keluarga alangkah baiknnya pada hari asyura’ ini, menyajikan menu yang spesial,yang lebih enak dan lezat dari hari selainnya. Imam al-Thabrani dan Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri:


 مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ سَنَتِهِ كُلِّهَا


“Barangsiapa memberi kelonggaran (nafkah) pada keluarganya pada hari asyura, niscaya Allah akan memberikan kelonggaran (rizki) kepadanya sepanjang tahun”.


Ada kisah menarik dari seorang ulama’ yang membuktikan tentang keabsahan hadits itu. Yaitu Sufyan bin Uyainah. Dia berkata “Saya telah mencoba dan mengamalkan hadits tersebut selama kurang lebih 50 tahun atau 60 tahun, dan hal itu benar dan mujarabnya benar.”


Bersedekah

Sebenarnya untuk tradisi bersedekah ini tidak harus pada hari asyura’. Karena sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Semakin banyak bersedekah semakin banyak pula kebaikan yang akan kita terima. Sedekah juga diyakini bisa menolak dari bahaya (bala’) yang menimpa diri orang yang mengamalkanya. Pada hari asyura’ ini ada keistimewaan dan kelebihan bagi orang yang mau bersedekah. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Madiny dari Ibnu Umar berkata:


مَنْ صَامَ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ ، وَمَنْ تَصَدّقَ فِيْهِ كَانَ كَصَدَّقَةٍ السَّنَةِ


“Barang siapa berpuasa pada hari asyura’ seakan akan seperti puasa satu tahun. Dan barangsiapa bershodaqoh pada hari asyura’ maka seperti shodaqoh satu tahun”.


Sebuah Tragedi


Pada tanggal 10 Muharram 61 H, terjadi peristiwa sejarah yang yang sangat memilukan bagi umat Islam. Karena pada hari itu Sayyidina Husain cucu Rasullah Saw terbunuh di sebuah tempat yang namanya Karbala . Kejadian ini akhirnya dikenal dengan istilah peristiwa karbala . Pembunuhan ini dilakukan oleh kelompok pro-khalifah pada masa itu. Yaitu pendukung Yazid bin Mu’awiyah. Menurut beberapa pakar sejarah, meskipun sebenarnya khalifah sendiri tidak menghendaki tentang pembunuhan itu. Peristiwa itu memang sangat kejam dan tragis bagi siapa yang merenungkan ataupun membaca kisahnya. Sebab yang dibunuh adalah orang yang sangat dicintai Rasullah saw.


Tetapi sesedih atau setragis apapun peristiwa itu, apakah harus memperingatinya dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai bentuk kedukaan dengan cara melukai diri sendiri, meratap dan menangis. Cukup mendoakan, mayakini bahwa beliau adalah cucu kesayangan Rasulullah, dan mengambil hikmah dari sikap, sifat, dan keteladanan beliau, serta hikmah yang terkandung dalam tragedi itu. Menyakiti diri sendiri, apalagi membahayakan nyawa atas dasar apapun, apalagi tidak membawa pada kemanfaatan pribadi maupun umum, adalah bentuk pengkhianatan seorang hamba pada Tuhannya yang menciptakan tubuhnya, yang seharusnya dirawat dan dijaga sebaik mungkin.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Amalkan Wirid Ini Dalam Sujud Terakhir, Niscaya Do'a Terkabul

1 komentar:
         Amalan berikut dari KH. Husain Ilyas Pengasuh Pondok Pesantren al-Mishbar, Karangnongko, Kabupaten Mojokerto yang namanya sudah tidak asing di Indonesia, khususnya bagi masyarakat nahdliyin.Amalan tersebut dibaca pada sujud terakhir Salat wajib atau sunnah. Menurut penuturan beliau, KH. Husein Ilyas, amalan tersebut mempercepat terkabulnya doa bagi yang melakukannya. Berikut doa yang dibaca tersebut:

 … … … أَللَّهُمَّ سُقْ اِلَيَّ

Pada titik tersebut, sebutkan apa saja yang sedang menjadi hajat sahabat damparkitab.com. Misalnya minta jodoh yang baik lagi cantik, atau minta uang yang banyak.

Berikut, dawuh asli KH. Husein Ilyas yang penulis lansir dari FB, alanu.

Allahumma Suq Ilayya... (SUQ itu pakai Qof). Setelah itu terserah kamu, Kamu Mau apa, Misalnya,  Allahumma Suq Ilayya (duit yang banyak), silahkan terserah.

apalagi kalau mau hajatan “Allahumma Suq Ilayya (Hajatan).

juga ada amalan dari KH. Sya'rani Ahmadi Kudus Amalan Penenang Hati dan Pelancar Rezeki 
Amalkan Wirid Ini Dalam Sujud Terakhir, Niscaya Do'a Terkabul
Begini Cara Menunaikan Hajat Pakai Shalawat Nariyah
 Dibacanya ketika solat di waktu sujud terakhir, terserah solat apa saja.

Suq (سُقْ), maknanya giring. Saya juga mengamalkan kalau sedang terjepit, Allahumma suq ilayya (mobil), hahaha.

Makanya saya di Arofah, Gus Munawir berdoa sambil nangis. Romo Yai Ismail dawuh, kalau orang berdoa sambil nangis pasti diijabahi oleh Allah.

Yang mau mengamalkan silahkan, ketik qobiltu dan kirim fatihah buat beliau KH. Husein Ilyas Pengasuh Pondok Pesantren Al Misbhar, Karangnongko, Mojokerto.




       
 
back to top