Sabtu, 26 Juni 2021

SEBAIK BAIK IBADAH ADALAH KERJA !!

Tidak ada komentar:

        


           Bekerja itu ibadah, mendapatkan pahala, dan dinilai fi sabilillah (berada di jalan Allah SWT). Alasannya, dalam Islam, bekerja itu hukumnya wajib. Melaksankan kewajiban termasuk ibadah. Maka, bekerja artinya melaksakan kewajiban dan itu bernilai ibadah.


Bekeja, secara bahasa, adalah mencari nafkah atau mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ibadah secara bahasa artinya “perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt., yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya” 

Allah SWT memerintahkan kita bekerja. Maka, bekerja artinya melaksanakan perintah-Nya dan itu termasuk ibadah.

Sebagaimana ibadah seperti shalat dan puasa, bekerja pun harus dilakukan dengan baik. Seorang pekerja harus sungguh-sungguh (khusyu’), menaati aturan (SOP), disiplin, dan profesional dalam bekerja.

Sejumlah ayat Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad Saw berikut ini menunjukkan bekerja itu ibadah. Mencari nafkah –dengan cara halal tentunya– untuk diri sendiri dan keluarga itu berpahala. Nabi Saw menyebutnya sebagai bagian dari berjuang di jalan Allah SWT (fi sabilillah).

Dalam Al-Quran, Allah SWT menyatakan, Dia menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat, menjadikan bumi yang luas untuk mencari nafkah,


“Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja).” (QS. Naba” : 11).


“Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja); Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.” (QS. A”raf : 10).

Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jum”ah : 10).

Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15).


“Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah..” (QS. Al-Muzzammil: 20).

Diriwayatkan, beberapa orang sahabat melihat seorang pemuda kuat yang rajin bekerja. Mereka pun berkata mengomentari pemuda tersebut, “Andai saja ini (rajin dan giat) dilakukan untuk jihad di jalan Allah.”


Nabi Saw menyela mereka dengan sabdanya, “Janganlan kamu berkata seperti itu. Jika ia bekerja untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk menafkahi kedua orang-tuanya yang sudah tua, maka ia di jalan Allah. Dan jika ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, maka ia pun di jalan Allah. Namun jika ia bekerja dalam rangka riya atau berbangga diri, maka ia di jalan setan.” (HR Thabrani).


“Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah”. (HR. Thabrani dan Baihaqi).


“Bahwa Allah sangat mencintai orang-orang mukmin yang suka bekerja keras dalam usaha mencari mata pencaharian”. (HR. Tabrani dan Bukhari).


Ibnu Abbas ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang dilakukan oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore hari tersebut.” (HR. Imam Tabrani).


“Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).


“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja dan terampil. Siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah.” (HR Ahmad).


”Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (propesional).” (HR. Ahmad).


Nabi Saw juga mengingatkan agar kita bekerja secara halal. “Orang yang paling rugi di hari kiamat kelak adalah orang yang mencari harta secara tidak halal, sehingga menyebabkan ia masuk neraka”. (HR. Bukhari).


Demikian ulasan ringkas bekerja itu ibadah.

 Wasalam. *

Sumber: Almanhaj

Selasa, 22 Juni 2021

BAPAK KU WAFAT

Tidak ada komentar:

                        السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ


   بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (185)


Senin Pon 21 juni 2021 M / 10 Dzulqo'dah 1442 H 

Jam 01 : 47 WIB

RATENO BIN BESAR & REMBUN 


 إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

الفاتحة الى روح ابي راتنو بن بشر  . غفر اللّٰه ذنوبه و نوّر مقبره  ويعلى درجاته في الجنة و اجعل قبره روضة من رياض الجنان له الفاتحة ..!!


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

اللّـٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ.

Setelah melaksanakan sholat jenazah, dianjurkan untuk membaca tahlil berikut:

لَا اِلَهَ اِلَا اللهُ الْعَافِيْ بَعْدَ قُدْرَتِهِ - لَا اِلَهَ اِلَا اللهُ الْبَاقِيْ بَعْدَ فَنَاءِ خَلْقِهِ لَا اَلَهَ اِلَا اللهِ كَلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهْ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنْ





j


Senin, 14 Juni 2021

Biografi Singkat Dr. Arrazy Hasyim, M.Fils

Tidak ada komentar:

          


              Arrazy Hasyim dilahirkan di Kota Tangah, Payakumbuh Sumatra Barat pada tahun 1986, dari pasangan Nur Akmal bin M. Nur dan Asni binti Sahar. Beliau menempuh pendidikan SD sampai MTsN di Payakumbuh, lalu berpindah ke Bukittinggi untuk melanjutkan di MAN/MAKN 2 Bukittinggi (2002-2004). Pada tahun 2004-2009, melanjutkan studi perguruan tingginya pada jurusan Aqidah dan Filsafat di UIN Syarif Hidayatullah. Dimana setahun sebelumnya ia menyelesaikan kajian hadisnya di Darussunnah. Di Darus Sunnah ia mengkhatamkan 6 kitab Hadis (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan Ibn Majah) yang menjadi standar keilmuan ulama Muhadditsin di bawah bimbingan Syaikh KH Dr. Ali Mustofa Yaqub, MA. Imam Besar Masjid Istiqlal selama 2 periode.


Pada setiap pertengahan tahun, dari 2006-2008 ia aktif belajar kepada Syaikh Prof Dr. M. Hasan Hitoo -penghafal kitab al-Muwatta’-, Dr Badi Sayyid al-Lahham -murid Syaikh Nuruddin Itr, dan Taufiq al-Buti anak dari Syaikh Muhammad Said Ramadan al-Buthi, mereka semua dari Suria .

Pada tahun 2009-2011 menyelesaikan Magister S2 di SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah itu, pada tahun 2012-2017, menyelesaikan Doktoral S3 nya di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada tahun 2016 dan 2017, mendapatkan kesempatan untuk mengisi aktivitas dakwah dan seminar keislaman di KBRI Paris, KJRI Marseille, dan komunitas Muslim lainnya di Perancis.


Ia bertugas aktif sebagai dosen Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Ia juga dosen ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 sampai 2019. Selain itu, juga aktif sebagai pengajar/pengampu kitab Aqidah Ahlus Sunnah dan hadits Sunan An-Nasa’i dan Ibnu Majah di Darussunnah.

Pada akhir 2018, ia mendirikan Ribath al-Nouraniyah di Tangerang Selatan, takhassus Ilmu Akidah Ahlus Sunnah dan Tasawuf.

Sanad Keilmuan

Selain bimbingan Syaikh Dr. Ali Mustofa Yaqub, MA., Arrazy juga mendapatkan sanad Hadis dari salah satu penguji disertasi Doktoral Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut, yaitu Syaikh al-Hadits Dr. Khoja Muhammad Sharif dari Haydarabad, India.


Begitu juga ia mendapatkan ijazah Hadits dari Syaikh al-‘Arif Dr. Muhammad ‘Abdurrabb al-Nazhari al-Syadzili dari Yaman, murid dari Syaikh Saif Bin Ahmad al-Alawi, Hasan Masysyath, Amin al-Kutbi, dan al-Musnid Muhammad Yasin al-Fadani al-Makki.


Ia juga menerima ijazah dan mulazamah dengan Syaikh Ahmad Marwazi al-Makki al-Batawi murid Syaikh Ibrahim Fathani dan al-Musnid Muhammad Yasin al-Fadani. Di samping itu, ia menerima ijazah dari murid-murid al-Musnid Muhammad Yasin al-Fadani lainnya, seperti Syaikh Zakariya al-Halabi al-Makki, Syaikh Abdul Mun’im bin ‘Abdul ‘Aziz al-Ghumari, Syaikh Zakwan al-Batawi al-Makki, dan lainnya. Dalam Aqidah Ahlus Sunnah, ia mengambil dari Syaikh al-Syuyukh Dr. Muhammad Hasan Hitoo..


Baca Juga : Quotes Pemikiran Gus Baha / K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim


Dalam Fiqh mazhab al-Syafi’i, ia mempelajarinya dari Syaikh Dr. Taufiq bin Muhammad Sa’id al-Buti, Nahw dari Syaikh Dr. Ayman Syawwa al-Dimasyqi, ulum al-Hadits dari Syaikh Dr. Badi’ Sayyid al-Lahham. Ia mulazamah kepada masyaikh Damaskus tersebut sebelum Syaikh Dr. Muhammad Hasan Hito mendirikan STAI al-Syafi’i di Cianjur.


Dalam ilmu zikir dan Tasawuf, ia mendapatkan ijazah dari Syaikh Mawlana Kasril al-Khalidi, Syaikh Dr. Muhammad Abdurrabb al-Nazhari al-Syadzili, Syaikh Darlis bin Hasan Basri al-Naqsyabandi al-Sammani, dan lainnya.

BiodataBiografi Singkat Dr. Arrazy HasyimBuya Dr. Arrazy HasyimJakartaSanad Keilmuan Dr. Arrazy HasyimUIN Syarif Hidayatullah

Writer: Muhammad Aminullah

Editor: Nadza

Kamis, 03 Juni 2021

SEJARAH KETUPAT

Tidak ada komentar:

                  Konon adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. 

                Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. 

Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari : NGAKU LEPAT dan LAKU PAPAT.

Ngaku lepat artinya MENGAKUI KESALAHAN.

Laku papat artinya EMPAT TINDAKAN.


NGAKU LEPAT.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.


LAKU PAPAT.

1. LEBARAN.

2. LUBERAN.

3. LEBURAN.

4. LABURAN.


LEBARAN

Sudah usai, 

menandakan berakhirnya waktu puasa. 


LUBERAN

Meluber atau melimpah, 

ajakan bersedekah untuk kaum miskin.

Pengeluaran zakat fitrah.


LEBURAN

Sudah habis dan lebur. 

Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis 

karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.


LABURAN

Berasal dari kata labur, 

dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air 

maupun pemutih dinding.

Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.


FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT

Kenapa mesti dibungkus JANUR ? 

Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). 

Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat HATI manusia.

Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti 

KUPAT YANG DIBELAH, 

pasti isinya putih bersih, 

hati yang tanpa iri dan dengki.

Kenapa? 

Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur). 


LEPET

Lepet = silep kang rapet.

Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita KUBUR/TUTUP YANG RAPAT.

Jadi setelah ngaku lepet, 

meminta maaf, 

menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, 

jangan diulang lagi, 

agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET.



Rabu, 02 Juni 2021

DASYATNYA SHOLAWAT

Tidak ada komentar:

               Dalam kitab Dalail Al-Khoirot, karya Al-Imam Al-Quthub As-Syekh Abi 'Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuliy Al-Hasani disebutkan,

"Apabila seorang hamba bersholawat, maka sholawat itu akan keluar dari mulutnya secepat kilat dalam bentuk cahaya, dan cahaya itu mengelilingi seluruh penjuru barat dan timur sambil berteriak "Aku adalah sholawatnya fulan bin fulan"

Lalu sholawat itu Allah jadikan seekor burung yang mempunyai 70 ribu sayap, dalam 1 sayap ada 70 ribu kepala, dalam 1 kepala ada 70 ribu wajah, dalam 1 wajah ada 70 ribu mulut, dalam 1 mulut ada 70 ribu lidah, dan setiap 1 lidah bertasbih dengan 70 ribu bahasa yang pahalanya untuk orang yang bersholawat.


Malaikat Jibril AS berkata,

”Wahai Rasulullah, Barang siapa yang membaca shalawat ke atasmu, tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan aku bimbing tangannya dan akan aku bawa di melintasi titian (Shirathal Mustaqim) seperti kilat menyambar”.


Malaikat Mikail AS,

”Ya Rasulullah, mereka yang bersholawat keatasmu, akan aku beri mereka itu minuman dari telagamu”


Malaikat Isrofil AS,

”Mereka yang bershalawat kepadamu, aku akan sujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku, sehingga Allah SWT mengampuni orang itu (yang bershalawat)”.


Malaikat Izrail AS,

”Bagi mereka yang bershalawat kepadamu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh pada Nabi-nabi”.


Dalam kitab Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadist ke 72 diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku,

"Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?"

Jibril berkata, "Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi".


Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi,

"Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?"

Malaikat itupun berkata,

"Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetesan yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia."


Mendengar uraian malaikat tadi, Rasulullah saw sangat takjub atas kemampuannya dalam menghitung tetesan air hujan.


Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,

"Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian untuk

menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan"


Rasulallah saw pun bertanya,

"Apa kekurangan dan kelemahanmu ?"

Malaikat itupun menjawab,

"Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu."


Di dalam Kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al-Ghozali disebutkan,


جاء في الخبر عن النبي صلي الله عليه وسلم انه قال : ان الله تعالي خلق ملكا له جناح في المشرق وجناح في المغرب ورأسه تحت العرش ورجلاه تحت الارض السابعة وعليه بعدد خلق الله تعالي ريش , فاذا صلي رجل او امرأة من امتي علي , امره الله تعالي ان ينغمس في بحر من نور تحت العرش فيه , فينغمس فيه , ثم يخرج وينفض جناحه فيقطر من كل ريشة قطرة فيه , فيخلق الله تعالي من كل قطرة ملكا , يستغفر له الي يوم القيامة.


         Telah datang kabar dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sesungguhnya Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan malaikat yang mempunyai satu sayap di timur dan satu sayap di barat, kepalanya di bawah Arsy, kedua kakinya berada di bawah bumi ke tujuh dan malaikat ini mempunyai bulu sebanyak hitungan makhluk-Nya Allah Ta’ala.


      Ketika salah seorang dari umatku baik laki-laki maupun perempuan membaca shalawat kepadaku, maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada malaikat tersebut untuk menceburkan diri ke dalam lautan dari cahaya yang berada di bawah Arsy.


Lalu malaikat menceburkan diri kedalamnya kemudian keluar dan mengkibas-kibaskan sayapnya, maka meneteslah dari setiap bulu satu tetes.


Kemudian Allah Ta’ala menciptakan dari setiap tetesnya satu malaikat yang memintakan ampun untuk orang yang membaca shalawat tadi sampai hari kiamat."



 
back to top