ISMUL A’ZHOM
menurut imam Al-Ghazali
Alif laam miim. Alaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum.
Allaahumma innii as aluka bi annii asyaduannaka antallaahu laa ilaaha illaa antal ahadush shamadu lam yalid walam yuulad walam yakun lahuu kufuwan ahad.
(Artinya: Dan
Tuhan kamu adalah Tuhan yang satu. Tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya
Dia (Allah) yang maha Pengasih dan Penyayang.
Alif Laam Miim (Hanya Allah yang mengetahui maksudnya) Allah, Dialah Tuhan yang mutlak disembah, tidak ada Tuhan selainNya, hanya Dia yang maha Hidup dan Berdiri Sendiri.
Aku meminta kepadaMu ya Allah, bahwa aku menyaksikan tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang maha Esa, Engkau tempatku meminta, Engkau tidak dilahirkan dan tidak melahirkan, dan tidak ada siapa juga yang menyekutui Engkau)
Alif Laam Miim (Hanya Allah yang mengetahui maksudnya) Allah, Dialah Tuhan yang mutlak disembah, tidak ada Tuhan selainNya, hanya Dia yang maha Hidup dan Berdiri Sendiri.
Aku meminta kepadaMu ya Allah, bahwa aku menyaksikan tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang maha Esa, Engkau tempatku meminta, Engkau tidak dilahirkan dan tidak melahirkan, dan tidak ada siapa juga yang menyekutui Engkau)
FADHILAH ISMUL A’ZHOM
Imam Abi Hamid Al-Ghazali menerangkan dalam kitabnya Al-Maqshadul
asna syarhi asmaa illahi Husna:
“Sebuah warid menerangkan, Rasulullah saw berkata: “Ismul a’zhom
terdapat dalam dua buah ayat. Pertama “Wa ilaa hukum” sampai akhir (Ar-Rahim)
dan kedua, ayat permulaan surah Ali Imran, yaitu “ Alif laam miin sampai akhir”
(alQayyuum).
Selain itu imam Al-Ghazali menerangkan ada sebuah hadist yang
menerangkan bahwa pada suatu peristiwa Rasulullah saw mendengar seseorang yang
mengucapkan do’a seperti tersebut diatas. Lalu Rasulullah saw berkata: “Demi
diriku yang dijadikan Tuhan, sesungguhnya dia berdo’a dengan ismul a’zhom.
Apabila meminta dengannya nizcaya diberi Tuhan dan apabila berdo’a dengannya,
niscaya diperkenan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar