"Ilmu thoriqoh tidak lepas dari ilmu syari'at. Jadi sebelum masuk thoriqoh harus belajar ilmu syari'at Islam terlebih dahulu. Tidak bisa dibenarkan jika kita meninggalkan syari'at lalu melangkah ke thoriqoh."
"Syari'at yang diwajibkan kepada kita diantaranya, memahami sifat-sifat Allah yang wajib, mustahil dan jaiz. Serta memahami sifat-sifat yang ada pada diri RosulNya. Setelah itu melangkahlah memahami cara-cara beribadah seperti rukunnya bersuci, (misalnya: hal yang membatalkan sholat dsb). Lalu memahami hukum-hukum Islam, dapat membedakan mana yang wajib, sunnah, dsb."
"Barulah peran thoriqoh itu dimulai, karenanya ia disebut sebagai buahnya syari'at. Dituntut adanya Ihsan, yaitu perasaan yang selalu diawasi oleh Allah Ta'ala. Diharapkan setelah berthoriqoh, Ihsan itu semakin mantap. Ihsan bisa kita ketahui setelah kita memahami benar akan Islam dan Iman. Pelajari pula apa itu thoriqoh, bagaimana pengamalannya dan sebagainya. Jangan ikut-ikutan teman dan tidak tahu maknanya. Karena akan berakibat fatal pada diri sendiri. Sungguh didalamnya terucap janji kepada Allah, Rosul dan Guru Mursyidnya."
"Thoriqoh menjadi metode pegangan bagi orang-orang yang ingin membersihkan kotoran-kotoran hati dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Bahkan meletakkan thoriqoh diatas keperluan lainnya, seperti makan, minum dll."
"Makan dan minum memang keperluan sehari-hari dan kita berihktiar untuk bisa mendapatkan yang kita perlukan itu. Namun, setelah kita mati, apakah yang kita makan dan minum itu akan dibawa ke alam barzakh? Yang dibawa adalah dzikir kita, pendekatan diri kita pada Allah khususnya melalui thoriqoh."
(Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar