مَنْ
حَافَظَ عَلَى الصَّلاَةِ مَعَ اْلجَمَاعَةِ أَعْطَاهُ اللّهُ خَمْسَ خِصَالٍ : لَمْ
يُصِبْهُ فَقْرًا أَبَدًا, يُرْفَعُ عَنْهُ عَذَابُ الْقَبْرِِ, أَمِنَ مِنْ أَهْوَالِ
يَومِ الْقِيَامَةِ, يُعْطَى كِتَابُهُ بِيَمِيْنِهِ, يَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ
اْلخَاطِفِ
Barangsiapa
yang selalu menjaga shalatnya dengan berjamaah, maka Allah akan memberinya lima hal:
-tidak
pernah terkena kefakiran selamanya,
-dihapuskan
siksa kubur darinya,
-selamat
dari kesusahan pada hari kiamat,
-diberikan
buku catatan amalnya dengan tangan kanan,
-dan
berjalan di atas titian 'shirat' secepat kilat yang menyambar.
Pahala shalat sendiri dan shalat berjama`ah
tentulah berbeda.Shalat berjama`ah lebih tinggi nilai pahalanya disisi Alloh SWT.
Barang siapa
berwudhu‘ dengan sebaik-baiknya, kemudian pergi (ke masjid untuk shalat
berjama’ah, Red.),
namun dia
mendapati manusia sudah selesai shalat, Allâh Ta'ala memberikan pahala
kepadanya
semisal
pahala orang-orang yang menghadiri dan shalat (jamaah) itu
tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Abu Hurairah
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ
الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ
خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ
ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً
إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى
لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ
الصَّلَاةَ
“Shalat seorang laki-laki dengan
berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat
gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena
bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya
menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah,
maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu
derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan
shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di
tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan
seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia
menanti pelaksanaan shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)
Dari Abu
Musa dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ
وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا
مِنْ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ
“Manusia paling besar pahalanya dalam
shalat adalah yang paling jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan
seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar
pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim
no. 662)
Dari Abu
Ad-Darda` dia berkata: Saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
مَا
مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ
الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang di suatu desa
atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka,
melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat)
berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang
sendirian (jauh dari kawan-kawannya).” (HR. Abu Daud no. 547, An-Nasai no. 838,
dan sanadnya dinyatakan hasan oleh An-Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin no. 344)
Dari Ibnu
Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
صَلَاةُ
الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjamaah lebih utama dua
puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar