Pengertian Qurban atau udhiyyah menurut Imam Zakariya Al Anshori dalam Fathul Wahhabnya,
وهي ما يذبح من النعم تقربا إلى الله تعالى من يوم عيد النحر إلى آخر أيام التشريق
“Qurban adalah hewan ternak yang disembelih sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah pada hari raya nahr (tanggal 10 Dzulhijjah) sampai akhir hari tasyriq (tanggal 13 Dzulhijjah).”
Hukum qurban adalah sunnah muakad bagi muslim yang sudah mampu melaksanakannya. Dan berqurban untuk dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal hukumnya sah dan diperbolehkan.
(ولا) تضحية (عن ميت لم يوص بها) لقوله تعالى “وان ليس للانسان الا ما سعي ” فان اوصى بها جاز الى ان قال وقيل تصح التضحية عن الميت وان لم يوص بها لانها ضرب من الصدقة وهى تصح عن الميت وتنفعه
“Tidak sah berkorban atas nama mayit yang tidak mewasiatkannya, karena firman Allah swt, ”Dan sesungguhnya bagi manusia hanyalah apa yang ia usahakan.” Jadi, jika ia mewasiatkannya maka boleh . -sampai ungkapan Dikatakan- : Sah berkorban atas nama mayit walaupun dia tidak mewasiatkannya, karena berkurban merupakan bagian daripada shadaqah dan shadaqah atas nama mayit adalah sah dan dapat memberi manfaat.” (Mugnil Muhtaj juz 4 hal 293)
Menggabungkan antara qurban dan aqiqah pada seekor ternak terdapat perbedaan pendapat diantara ulama, menurut Imam Ibnu Hajar hukumnya tidak boleh sedangkan menurut Imam Romli boleh dan keduanya bisa mendapatkan pahala atau hasil.
مسئلة) لو نوي العقيقة والضحية لم تحصل غير واحد عند حج ويحصل الكل عند مر
“(Persoalan) Apabila seseorang meniati aqiqah dan qurban, maka tidak hasil kecuali satu (niat) menurut Imam Ibnu Hajar dan bisa hasil keseluruhannya menurut Imam Romli.” (Kitab Itimadul ‘Ain hal 77 atau Kitab Qulyubi syarh Al Mahally juz 4 hal 256)
Daging qurban wajib disedekahkan dalam keadaan mentah dan boleh bagi orang yang berqurban memakan sebagiannya, kecuali jika qurban itu dinadzarkan (quran wajib) maka tidak boleh ikut memakannya dan harus disedekahkan keseluruhannya.
ويشترط فى اللحم ان يكون نيأ ليتصرف فيه من يأخذه بما شاء من بيع وغيره
“Disyaratkan untuk daging qurban agar dibagikan dalam kondisi masih mentah agar orang yang menerima bebas mentasarufkan dengan sekehendaknya apakah akan dijual atau untuk keperluan yang lain.” (Bajuri juz 2 hal 302)
Qurban dilihat dari macamnya ada 2 : qurban wajib dan qurban sunnah.
- Qurban wajib yaitu qurban yang di nadzari atau ditentukan, dan hukumnya haram memakan dagingnya bagi orang yang berqurban dan wajib menyedekahkan semuanya kepada faqir miskin.
- Hewan qurban sunnah adalah qurban tanpa dinadzari wajib mensedekahkan dagingnya namun boleh bagi orang yang menyembelihnya untuk memakan sedikit dari daging tersebut asal tidak melebihi sepertiganya.
ولا يأكل المضحى شيأ من الأضحية المنذورة (قوله ولا يأكل) اى لايجوزله الأكل فان أكل شيأ غرمه (قوله المضحى ) وكذا من تلزمه
“Orang yang berqorban tidak boleh memakan sedikitpun dari qurban yang dinadzarkan. Yakni ia tidak boleh memakannya, lalu jika memakannya sedikit saja maka wajib mengganti. Begitu juga orang-orang yang wajib ditanggung nafkahnya maka haram memakan qurban tersebut.
Adapun yang berhak menerima daging qurban adalah orang faqir sebgaimana yang dijelaskan oleh al-Qur’an:
فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
“Maka makanlah sebagian daripadanya dan berikanlah (sebagian yang lain) untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. Al Hajj : 27)
Menurut ijtihad para fuqaha’ tentang pembagian daging qurban ini setidaknya ada tiga pendapat :
1. Disedekahkan seluruhnya kecuali sekedar untuk lauk-pauk.
2. Dimakan sendiri sebagian dan disedekahkan sebagian yang lainnya.
3. Sepertiga dimakan sendiri, sepertiga dihadiahkan dan sepertiga lagi disedekahkan. (Kifayatul Akhyar juz 2 hal 241)
Memindahkan daging qurban ke daerah lain atau disalurkan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan hukumnya diperbolehkan.
فرع) محل التضحية بلد المضحى وفى نقل الاضحية وجهان يخرجان من نقل الزكاة والصحيح هنا الجواز
“Tempat penyembelihan qurban adalah
وهي ما يذبح من النعم تقربا إلى الله تعالى من يوم عيد النحر إلى آخر أيام التشريق
“Qurban adalah hewan ternak yang disembelih sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah pada hari raya nahr (tanggal 10 Dzulhijjah) sampai akhir hari tasyriq (tanggal 13 Dzulhijjah).”
Hukum qurban adalah sunnah muakad bagi muslim yang sudah mampu melaksanakannya. Dan berqurban untuk dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal hukumnya sah dan diperbolehkan.
(ولا) تضحية (عن ميت لم يوص بها) لقوله تعالى “وان ليس للانسان الا ما سعي ” فان اوصى بها جاز الى ان قال وقيل تصح التضحية عن الميت وان لم يوص بها لانها ضرب من الصدقة وهى تصح عن الميت وتنفعه
“Tidak sah berkorban atas nama mayit yang tidak mewasiatkannya, karena firman Allah swt, ”Dan sesungguhnya bagi manusia hanyalah apa yang ia usahakan.” Jadi, jika ia mewasiatkannya maka boleh . -sampai ungkapan Dikatakan- : Sah berkorban atas nama mayit walaupun dia tidak mewasiatkannya, karena berkurban merupakan bagian daripada shadaqah dan shadaqah atas nama mayit adalah sah dan dapat memberi manfaat.” (Mugnil Muhtaj juz 4 hal 293)
Menggabungkan antara qurban dan aqiqah pada seekor ternak terdapat perbedaan pendapat diantara ulama, menurut Imam Ibnu Hajar hukumnya tidak boleh sedangkan menurut Imam Romli boleh dan keduanya bisa mendapatkan pahala atau hasil.
مسئلة) لو نوي العقيقة والضحية لم تحصل غير واحد عند حج ويحصل الكل عند مر
“(Persoalan) Apabila seseorang meniati aqiqah dan qurban, maka tidak hasil kecuali satu (niat) menurut Imam Ibnu Hajar dan bisa hasil keseluruhannya menurut Imam Romli.” (Kitab Itimadul ‘Ain hal 77 atau Kitab Qulyubi syarh Al Mahally juz 4 hal 256)
Daging qurban wajib disedekahkan dalam keadaan mentah dan boleh bagi orang yang berqurban memakan sebagiannya, kecuali jika qurban itu dinadzarkan (quran wajib) maka tidak boleh ikut memakannya dan harus disedekahkan keseluruhannya.
ويشترط فى اللحم ان يكون نيأ ليتصرف فيه من يأخذه بما شاء من بيع وغيره
“Disyaratkan untuk daging qurban agar dibagikan dalam kondisi masih mentah agar orang yang menerima bebas mentasarufkan dengan sekehendaknya apakah akan dijual atau untuk keperluan yang lain.” (Bajuri juz 2 hal 302)
Qurban dilihat dari macamnya ada 2 : qurban wajib dan qurban sunnah.
- Qurban wajib yaitu qurban yang di nadzari atau ditentukan, dan hukumnya haram memakan dagingnya bagi orang yang berqurban dan wajib menyedekahkan semuanya kepada faqir miskin.
- Hewan qurban sunnah adalah qurban tanpa dinadzari wajib mensedekahkan dagingnya namun boleh bagi orang yang menyembelihnya untuk memakan sedikit dari daging tersebut asal tidak melebihi sepertiganya.
ولا يأكل المضحى شيأ من الأضحية المنذورة (قوله ولا يأكل) اى لايجوزله الأكل فان أكل شيأ غرمه (قوله المضحى ) وكذا من تلزمه
“Orang yang berqorban tidak boleh memakan sedikitpun dari qurban yang dinadzarkan. Yakni ia tidak boleh memakannya, lalu jika memakannya sedikit saja maka wajib mengganti. Begitu juga orang-orang yang wajib ditanggung nafkahnya maka haram memakan qurban tersebut.
Adapun yang berhak menerima daging qurban adalah orang faqir sebgaimana yang dijelaskan oleh al-Qur’an:
فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
“Maka makanlah sebagian daripadanya dan berikanlah (sebagian yang lain) untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. Al Hajj : 27)
Menurut ijtihad para fuqaha’ tentang pembagian daging qurban ini setidaknya ada tiga pendapat :
1. Disedekahkan seluruhnya kecuali sekedar untuk lauk-pauk.
2. Dimakan sendiri sebagian dan disedekahkan sebagian yang lainnya.
3. Sepertiga dimakan sendiri, sepertiga dihadiahkan dan sepertiga lagi disedekahkan. (Kifayatul Akhyar juz 2 hal 241)
Memindahkan daging qurban ke daerah lain atau disalurkan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan hukumnya diperbolehkan.
فرع) محل التضحية بلد المضحى وفى نقل الاضحية وجهان يخرجان من نقل الزكاة والصحيح هنا الجواز
“Tempat penyembelihan qurban adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar